Pemilik warung ini adalah M. Arif
Mustofa yang merupakan penduduk asli
dukuh Tempuran desa Sumodikaran, dengan dibantu 7 orang
karyawan menjadikan warung ini siap memanjakan pengunjungnya dengan
aneka menu yang dipilihnya. Warung ini memiliki banyak pelanggan baik dari
warga maupun dari pejabat-pejabat teras Pemerintah kabupaten Bojonegoro.
Warung yang mulai buka pada tahun 2013
ini buka pada hari Sabtu – Kamis pukul
08.00 – 17.00 WIB. Sedangkan pada hari Jum’at libur. Warung ini mampu
menghabiskan belut sebanyak 15-20 kg/hari pada hari senin-kamis, sedangkan pada
hari Sabtu-Minggu bisa menghabiskan 20-25 Kg/hari.
Untuk menuju lokasi warung ini
memang agak masuk kedalam desa namun sepanjang jalan sudah berpaving sehingga
nyaman untuk dilewati, warung ini tepat berada di RT. 05 RW.02 dukuh Tempuran desa Sumodikaran. Route menuju
warung Tempuran cukup mudah dijangkau. Dari perempatan pasar desa Ngumpakdalem ke
arah barat sekitar 500 m. Di setiap perempatan sudah ada petunjuk arah menuju
warung tersebut.
Warung yang berada dibawah rimbunnya
bambu ini berdiri atas prakarsa pemiliknya dengan mempertimbangkan peluang
bahwa belum ada warung Belut masakan khas ndeso di kecamatan Dander. Namun
sayang warung belut ini masih mengambil
bahan baku dari luar Bojonegoro karena masih belum adanya peternakan belut di
sekitar desa sumodikaran.
Namun untuk menu masakan yang lain seperti ayam
panggang dan Jaer Dadal Duwel sudah
mengambil bahan baku dari peternakan warga sekitar. Hal ini tentunya menjadi
bagian dari upaya meningkatkan nilai tambah perekonomian bagi warga
Sumodikaran. Dan peternakan belut sendiri merupakan peluang usaha yang masih
menjanjikan mengingat selain warung Tempuran masih ada lagi warung yang cukup
terkenal di desa ini yakni Warung “Rumah Kampoeng” dan warung “Mega
Kafe” yang menunya hampir sama dengan warung Tempuran.
Menurut Habib, Guru Madrasah Al Rosyid salah satu pelanggan warung ini,
dengan rasa yang khas dan mantap apalagi yang doyan pedas cita rasa yang
disuguhkan oleh warung ini benar-benar membuat mereka ingin kembali dan kembali
menikmati sedapnya kuliner ndeso khas jonegoro ini. Pernyataan ini dibenarkan
oleh pengelola warung, Fachrurrozi. Bahkan diantara mereka ada yang merayakan
ulang tahun dan acara-acara keluarga lainnya di warung Tempuran ini. Keberadaan
warung ini tentunya membawa sebuah harapan akan meningkatnya taraf hidup
masyarakat desa Sumodikaran sehingga kehidupan dan kesejahteraan mereka akan
lebih baik.
mantap banget tuh pak kayaknya enak makan makanan ndeso, bikin ngiler.
BalasHapusAqiqah murah di batang hanya di reban raya farm