KIM Patih Somo- Reaksi pertama kali kita mendengar
bahwa lampu hemat energi mati bisa dihidupkan kembali adalah takjub dan
setengah tidak percaya. Namun ketidakpercayaan ini dijawab oleh Moh. Badrianto
(37), warga RT. 02/ RW. 02 Dukuh Tempuran Desa Sumodikaran, pasalnya lelaki yang
sehari-hari dipanggil Mas Badri ini sudah tiga tahun ini menggeluti profesi
sebagai dukun lampu.
Saat ditemuai Kim Patih somo (16/03), Moh
Badrianto mengaku menekuni profesi sebagai dukun lampu ini sejak tahun 2012 bermula
saat dia memiliki beberapa lampu hemat energi yang sudah mati, karena merasa
sayang kalau benda rusak ini dibuang, maka muncul ide untuk memperbaikinya. Maka
pada awal tahun 2012 mulailah dia belajar dari tukang service lampu di Surabaya.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya dia mencoba membuka usaha service
lampu. Bermodalkan uang Rp. 300.000,- dia membeli bahan dan peralatan seadanya.
Mungkin inilah bisnis dengan modal mini hasil
maxi atau modal sedikit hasil selangit. Dalam waktu kurang dari satu bulan modal
yang dikeluarkan sudah kembali bahkan meraup keuntungan yang cukup tinggi yakni
mencapai 1 juta rupiah.
Hal yang paling sulit ditembus bagi pemodal
mini untuk bisnis ini adalah pengadaan bahan baku kacanya, karena tidak dijual
bebas di toko-toko, maka pembeliannya harus langsung ke distributornya dan itupun harus partai besar
dan cash. Bagi pemodal mini hal yang bisa dilakukan adalah membeli secara
eceran dari para pembuka lapak service.
“Diawal
usaha kami, pemasaran hanya di kios-kios di sekitar Kecamatan Dander, lalu
dengan usaha keras bisa menembus pasar Ngasem, pasar Ngambon, pasar Kalitidu bahkan sampai ke pasar Padangan”,
ujar bapak beranak 3 ini. Sampai saat
ini anak buah untuk memasarkan barangnya sudah ada 6 orang. Seiring dengan
tingginya permintaan lampu rekondisi ini, Badri terus menambah modalnya. Penghasilannya
sebagai dukun lampu ini bisa mencapai 2,5 juta/bulan sehingga mampu menopang
ekonomi keluarganya.
0 komentar:
Posting Komentar