Masalah pelayanan kesehatan adalah merupakan hak setiap warga masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari seberapa banyak masyarakat yang terserang penyakit. Dengan adanya polindes dan bidan desa masyarakat sudah banyak yang berobat dan periksa. Hal ini sudah menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan arti pentingnya hidup sehat. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, DBD, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan di sebagian tempat yang masih kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Sumodikaran secara umum.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikut-sertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2014 di Desa Sumodikaran berjumlah 546 pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 92 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas, dan Poskesdes di Desa Sumodikaran. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengkap ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 92 kasus bayi lahir pada tahun 2014, hanya 1 bayi yang tidak tertolong.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 218 balita di tahun 2014, masih terdapat 7 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Sumodikaran ke depan lebih baik.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah desa juga pemerintah daerah adalah tentang kepemilikan jamban keluarga juga untuk mendukung program pemerintah yaitu bebas ODF. Data kepemilikan jamban di desa sumodikaran masih kurang. Ada 264 lebih KK yang belum memiliki jamban sendiri. Maka di tahun 2015 di targetkan Desa sumodikaran bebas ODF 100 %. Agar masyarakat dapat hidup sehat, produktif dan bahagia.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikut-sertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2014 di Desa Sumodikaran berjumlah 546 pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 92 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas, dan Poskesdes di Desa Sumodikaran. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengkap ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 92 kasus bayi lahir pada tahun 2014, hanya 1 bayi yang tidak tertolong.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 218 balita di tahun 2014, masih terdapat 7 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Sumodikaran ke depan lebih baik.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah desa juga pemerintah daerah adalah tentang kepemilikan jamban keluarga juga untuk mendukung program pemerintah yaitu bebas ODF. Data kepemilikan jamban di desa sumodikaran masih kurang. Ada 264 lebih KK yang belum memiliki jamban sendiri. Maka di tahun 2015 di targetkan Desa sumodikaran bebas ODF 100 %. Agar masyarakat dapat hidup sehat, produktif dan bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar